infomjlk.id– Seperti baraya tau sendiri, Majalengka saat ini sudah ditetapkan menjadi salah satu Kota Kreatif di Indonesia mengalahkan ratusan kota di seantero negeri dan berdiri sejajar dengan nama-nama besar seperti Denpasar, Palembang, juga Bandung. Rupa-rupanya Bupati Majalengka meninggalkan bekas mendalam pada tim kemenparekraf yang dulu mendampingi Majalengka untuk program ini. Memangnya, kesan apa yang ditinggalkan?
Setelah membicarakan banyak hal tentang Desa Tematik Kreatif, tiba-tiba Ramalis Sobandi membicarakan tentang Karna Sobahi, “Bupati Majalengka adalah orang yang cerdas," sesaat jeda, kami bertanya-tanya dalam hati.
"Jadi waktu itu," kenang Ramalis, "Kami bertanya pada beliau apa yang ingin dilakukan Majalengka, jika kabupaten yang dipimpinnya masuk sebagai Kabupaten kreatif," dan waktu itu, Bupati Majalengka dengan tenang menjawab, "Saya ingin (mengembangkan ekonomi kreatif di) desa."
Jawaban itu membekas di sanubari Bu Ramalis, sebab tak ada pemimpin kota lain yang berpikir demikian, sebab untuk mengembangkan kota kreatif dalam sebuah kota perlu dukungan skup yang lebih kecil seperti kecamatan dan desa-desa di dalamnya. Apalagi ini berbicara tentang ekonomi kreatif yang sumber bahan utamanya adalah isi kepala manusia, sehingga kolaborasi menjadi sangat penting.
Maka atas keinginan Pak Karna tersebutlah, tim kreatif dari Kabupaten Majalengka mencantumkan membuat program Desa (tematik) kreatif di dalam road map yang mereka buat, lalu beberapa waktu setelah itu program itu berhasil diimplementasikan, dan benar-benar menjadi program pertama di republik ini.
Bupati memang sering membuat statement pentingnya desa-desa di Majalengka dalam berbagai kesempatan, bahkan beliau menulis sebuah buku dengan judul “Membangun Desa untuk Majalengka Raharja”, jadi jawaban beliau waktu itu benar-benar dari hati.
“Karena Majalengka adalah Kabupaten Kreatif sub sektor seni pertunjukan, usahakan acara-acara di desa di kemas menjadi pertunjukan,” intruksinya, dalam kesempatan yang lain.
Indonesia sendiri sering diremehkan dalam urusan ekonomi dunia, tetapi khusus untuk kreatif, negara tercinta adalah raksasa. Kontribusi ekraf pada PDB nasional mencapai lebih dari Rp 1200 triliun, angka yang fantasis ini hanya kalah oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan. Ekraf telah menjadi isu penting dan strategis untuk semua negara di dunia, bahkan, 2021 kemarin Perserikatan Bangsa Bangsa telah menetapkan Tahun Ekonomi kreatif, dan yang memprakarsai-nya adalah Indonesia. Pun dengan Majalengka yang sering diremehkan, namun dalam urusan Ekonomi Kreatif, kita adalah raksasa. Entah bagaimana nantinya, perjalan Desa Tematik Kreatif yang diusung Majalengka adalah bentuk sumbangsing kota ini pada kehidupan masyarakat global.
0 Comments