infomjlk.id - Halo baraya Info MJLK. Baraya pernah denger tentang kelurahan Cicenang?, ternyata kelurahan cicenang memiliki banyak sekali keunikan loh, khusunya dibidang pemanfaatan limbah untuk dijadikan kerajinan ekonomi kreatif. Baraya makin penasaran kan tentang kelurahan Cicenang dan ada apa saja sih disana? Yuk simak beberapa info menarik yang telah mimin sajikan untuk baraya sekalian, check it out.!
Memangnya kelurahan Cicenang itu Dimana Sih?
Baraya sudah tidak asing mungkin dengan aneka olahan DaPis atau daun pisang. Ternyata kelurahan Cicenang merupakan salah satu pengrajin olahan tersebut loh.
Secara geografis, Kelurahan Cicenang adalah bagian dari wilayah administrasi Kecamatan Cigasong Kabupatan Majalengka dengan luas wilayah 259 hektar yang terdiri dari 3 Lingkungan, 6 RW dan 18 RT.
Jenis tanah Kelurahan Cicenang sebagian besar termasuk kedalam jenis tanah mediteran coklat, regosol, dan podsolik merah kuning sehingga tata guna lahan paling besar merupakan tegalan. Potensi lahan usahatani Kelurahan Cicenang terdiri dari lahan sawah dan lahan darat.
Luas lahan sawah sekitar 11% dari keseluruhan wilayah yaitu 259 ha. Komoditi utama yang dibudidayakan di lahan sawah antara lain yaitu; padi, jagung, ubi jalar, dan ubi kayu.
Kelurahan Cicenang memiliki Luas lahan darat yang lebih luas dibandingkan dengan luas lahan sawah, kurang lebih sekitar 62,48 % atau sekitar 148 ha dari keseluruhan luas wilayah Kelurahan. Pembagian lahan darat menurut status penggunaannya terdiri dari : Pemukiman, Tegalan, Fasilitas Umum, dan Perkebunan Rakyat. Curah hujan rata-rata 397,8 mm/tahun berdasarkan kriteria menurut Oldeman termasuk curah hujan tipe B2, artinya dapat menanam padi 2 kali dengan varietas umur pendek dan musim kering yang pendek dapat tanam 1 kali palawija. Suhu rata-rata harian 24 – 26 derajat celcius.
Sejarah Terbentuknya kelurahan Cicenang
Pada awal perkiraan pada abad 18 di jawa tengah yaitu sebuah kerajaan yang mahabesar dan bernama mataram yang sempat mencapai kejayaan sejak diperintah oleh sultan agung yang pendirian dan hatinnya yang sangat membenci penjajah yang selalu mengrongrong kerajaan maupun masyarakat dan kerajaan mataram pada jamannya. Pada waktu sultan agung mengadaan perlawanaan terhadap penjajah (Belanda) langsung mengerahkan bala tentarannya untuk menyerang jakarta pusat komando penjajah pada waktu itu Batavia lengkap dengan segala alat perangnya, seperti tombak, pedang, keris, bamburuncing, meriam hasil mukabumi masyarakat, walaupun memakai persenjataan yang sederhana maka dikirimlah bala tentara mataram untuk menghancurkan VOC dengan melalui jalan darat (Pegunungan) di sebelah pergunungan di majalengka yaitu Gunung Margatapa.
Pada penyerangan pertama ini sultan agung tidak berhasil sebab kekurangan bahan makanan. Mereka mundur kembali kemataram, tetapi diantarannya banyak prajurit mataram yang tidak kembali kemataram akan tetapi mereka mencari tempat tinggal yang baru disepanjang jalan. Salah seorang mereka adayang singgah dihutan yang banyak berjajar pohon lame. Praurit tersebut adalah mbah jenggot (dipanggil demikian karena berjenggot panjang) yang makamnya yang terdapat di lame jajar dan tempat itu sekarang diberinama kampung lamejajar.
Pada penyerangan kedua kebatavia dengan perlengkapan yang ditingkatkan disepanjang jalan yang di lalui disediakan lumbung padi sebagai persediaan makanan yang akhirnya dibakar oleh prajurit VOC, dengan kegagalan itu mbah jenggot mencari tempat tinggal yang pada suatu hari dilihatnnya suatu cahaya yang memancar tetapi tidak dapat mendapat apa-apa hanya sumberair yang sangat bening yang bertempatnya di kabuyutan sirahdayeuh, maka disitulah pangeran martaguna membuka pemukiman yang baru dan tempat itu dinamakan Cicenang dan pangeran martaguna merupakan Kuwu atau kepala desa yang pertama. Pada umumnya masarakat bersatu padu untuk membangun desa sehingga menjadi desa swasembada dalam segala hal, dan mereka menggali pembuatan minyak dari kacang tanah dan itu berjalan pada pertengahan abad 19.
Dengan seiringnya waktu perkembangan di desa Cicenang bertambah dengan matapencaharian yang lain dengan sendirinya pembuatan minyak dari bahan kacang tanah berkurang dan akhirnya berhenti dengan sendirinya. Sekitar tahun 2000 desa cicenang beralih menjadi kelurahan Cicenang, pada saat itulah kelurahan cicenang memulai inovasi bagaimana memampaatkan sumberdaya yang ada untuk diolah menjadi produk inovatis yang bisa menambah nilai, salah satunya pada tahun 2020 mengolah limbah minyak jelantah dari penggorengan home industri olahan bahan ikan agar tidak menjadi limbah yang mengotori alam sekitar, maka keluarlah inovasi pembuatan Lilin aroma terapi dan sabun cuci dari minyak jelantah.
Karakteristik Lingkungan Kelurahan Cicenang
Aktivitas Masyarakat di Kelurahan Cicenang, mayoritas masyarakatnya diwilayah pertanian dan perdagangan. Jumlah penduduk Kelurahan Cicenang sampai dengan akhir tahun 2020 tercatat 4.480 orang. jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki jumlahnya agak lebih banyak, dari pada jenis kelamin perempuan. Sedangkan rata-rata 1 kepala keluarga mempunyai jumlah anggota keluarga sebanyak 3 orang.
Tingkat Pendidikan Kualitas dan mentalitas sumber daya manusia petani juga merupakan kendala yang cukup serius dalam pembangunan pertanian. Kemajuan tingkat pendidikan SDM petani berjalan lambat. Hal ini tercermin dari tingkat pendidikan petani yang mayoritas masih berpendidikan Sekolah Dasar (SD).
Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk Kelurahan Cicenang tahun 2020 antara lain karyawan swasta, pedagang/wiraswasta, PNS, TNI, jasa dan lain-lain. Besarnya mata pencaharian penduduk Kelurahan Cicenang kurang lebih 53,80 % pada sektor pertanian hal ini ditunjang oleh lahan pertanian yang cukup luas yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Jumlah Petani Dan Keluarga Petani Pelaku utama pembangunan pertanian adalah petani hal ini dikarenakan petani merupakan profesi yang terlibat dan sebagai pelaksana langsung dibidang pertanian.
Karakteristik Ekonomi Kelurahan Cicenang
Di Kelurahan Cicenang Kecamatan Cigasong sudah terbentuk lembaga kemasyarakatan yang disebut Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM). Selain itu terdapat beberapa kelembagaan masyarakat lainnya seperti PKK, Karang Taruna, dan lain-lain.
Sedangkan yang berperan penting terhadap keberhasilan Program Pembangunan Pertanian adalah keberadaan kelompoktani. Adapun kelembagaan kelompoktani hamparan, Kelompok Wanita Tani dan Gapoktan di wilayah binaan Kelurahan Cicenang dapat dilihat pada Pengembangan kelompoktani diarahkan pada peningkatan kemampuan setiap kelompoktani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam usaha mengembangkan agribisnis, penguatan kelompoktani menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri, kelompoktani yang berkembang bergabung kedalam gabungan kelompoktani (GAPOKTAN).
Pengembangan kelompoktani diarahkan pada peningkatan kemampuan setiap kelompoktani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam usaha mengembangkan agribisnis, penguatan kelompoktani menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri, kelompoktani yang berkembang bergabung kedalam gabungan kelompoktani (GAPOKTAN). Penggabungan kelompoktani kedalam gapoktan dilakukan agar kelompoktani dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam penyediaan sarana produksi pertanian, permodalan, peningkatan atau perluasan usahatani ke sektor hulu dan hilir, pemasaran serta kerjasama dalam peningkatan posisi tawar.
Komoditi utama tanaman pangan Kelurahan Cicenang antara lain yaitu Padi sawah, Jagung. Namun ada juga sebagian dari masyarakat yang memilih untuk beternak ayam, kambing, serta sapi.
Potensi Usaha Kreatif Pendongkrak Ekonomi Di Kelurahan Cicenang
Kelurahan Cicenang memanfaatkan limbah diwilayah ini. Salahsatunya adalah pemberdayaan masyarakat untuk menghasilkan lilin aromatherapi dari sumbangan miyak jelantah masyarakat. Inovasi ini dilaksanakan dengan melibatkan ibu-ibu PKK, BABINSA, dan Pemerintah Desa. Selain itu limbah daun pisang juga digunakan untuk membuat minuman dan makanan khas seperti sirup, puding, kue, dan susu.
Karakteristik wilayah kelurahan Cicenang aalah banyaknya fungsi industri, sehingga banyak limbah. Kekhawatiran akan kerusakan lingkungan mendorong ide kreatif untuk memanfaatkan limbah menjadi barang berguna yang juga dapat mendorong ekonomi masyarakat. Untuk saat ini ada 2 limbah yang dimanfaatkan yaitu limbah rumah tangga minyak jelantah dan daun pisang.
Lincah Tersenyum (Lilin Cantik Jelantah)
Minyak jelantah diolah menjadi lilin. Selain lilin, warga juga sedang mengembangkan minyak jelantah menjadi sabun cuci baju dan sabun lantai. Produk ini telah mendapatkan apresiasi dari Pihak Kepolisian Daerah Jawa Barat.
Olahan Makanan Berbahan Daun Pisang (DaPis)
Daun pisang dimanfaatkan sebagai bahan dasar minuman dan makanan, diantaranya adalah sirup, puding, kue dan susu.
Sekian informasi terkait Kelurahan Cicenang di Kecamatan Cigasong yang bisa mimin bagikan, semoga beragam informasi ini bisa bermanfaat untuk baraya Info MJLK semua ya. Nantikan kembali pembahasan menarik tentang keunikan yang terdapat di berbagai wilayah di Kabupaten Majalengka ya, see you next time !
Irfan Kurnia Padllul Rohman
x
0 Comments