infomjlk.id - infomjlk, apakah pernah mendengar Desa Borogojol sebelumnya? Atau mungkin ada baraya orang Borogojol yang membaca tulisan ini, akan dikenalkan pada dunia bahwa di Majalengka ada desa yang harus dikenal karena keunikan budayanya.
Desa Borogojol merupakan bagian dari Kecamatan Lemahsugih yang memiliki total wilayah 932 Ha. Desa Borogojol berada di tengah-tengah dari beberapa desa di Kecamatan Lemahsugih, diantaranya sebelah utara Desa Cibulan, sebelah selatan Desa Cipasung, mau sebelah timur Desa Bangbayang, dan sebelah barat adalah Desa Lemahsugih. Jarak dari desa Borogojol ke pusat kota Kabupaten Majalengka sekitar 36 km atau sekitar 1,5 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda 2 atau roda 4. Sedangkan jarak Desa Borogojol ke wilayah Kecamatan Lemahsugih sekitar 7 km atau sekitar 15 menit perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Desa yang jauh dari keramaian kota tetapi ramai karena budayanya.
Adapun Secara geografis letak Desa Borogojol ini merupakan bagian dari selatan ibu kota Kecamatan Desa agraris serta keadaan tanahnya datar dengan ketinggian 1026 m di atas permukaan laut yang memiliki suhu udara diperkirakan sekitar 27°C. Desa Borogojol ini berada di ketinggian 1707-810 mdpl dan memiliki morfologi pegunungan. Desa Borogojol ini dialiri sungai DAS Cimanuk serta memiliki rawan bencana longsor dengan adanya pergerakan tanah. Banyak tempat yang menyejukkan tetapi kewaspadaan tetap dinomorsatukan.
Sebagai Desa agraris masyarakat di samping menggarap lahan sawah, usaha perkebunan pada lahan kering merupakan mata pencaharian yang dapat tumbuh dan berkembang. Pada umumnya lahan yang berada di desa Borogojol digunakan secara produktif karena sebagian besar memiliki lahan tanah yang subur terutama untuk lahan pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa Desa Borogojol merupakan kawasan yang memiliki sumber daya alam yang memadai.
Mengupas sejarah yang ada di Desa Borogojol.
Menurut sumber cerita dari para sesepuh Desa dan para Kuncen disekitaran Desa Borogojol diketahui bahwa salah satu Dusun di Desa Borogojol yaitu Dusun Babakan Gintung merupakan awal terbentuknya Pemukiman yang ada di sekitaran Desa Borogojol.
Dusun tersebut awalnya bernama 'Gintung' setelah sistem pemerintahan menjadi Desa, penamaan Gintung diubah menjadi Babakan Gintung. Daerah pemukiman dengan nama Gintung tersebut, dipercaya bahwa tidak boleh lebih dari 40 rumah, hal ini merupakan kepercayaan leluhur masyarakat setempat Sebelum masuknya Agama Islam ke wilayah tersebut.
Sebagai penunjang kehidupan masyarakat saat itu, maka dibuatlah sawah yang diberi nama sawah Lanjam. Sawah Lanjam ini merupakan sawah pertama yang dibuat di Desa Borogojol dan diberi tanda dengan sebuah batu Yoni yang berupa Doran Pacul (Pegangan Cangkul).
Ada salah satu tokoh terkenal pada masa itu yang menjadi bahan cerita turun temurun. Tokoh tersebut yaitu Buyut Indra bangsa dan buyut Demang. Buyut Indra bangsa terkenal sebagai pedagang gula aren yang memiliki kesaktian tinggi dan memiliki peliharaan Maung Hideung (Macan Hitam). Sedangkan buyut Demang adalah tokoh yang menjabat sebagai Demang yaitu orang yang mengambil kebijakan pada masa itu. Tokoh ini sangat berpengaruh sehingga dikenal dengan sebutan Kepala Desa.
Pada saat ini Pemerintahan Desa Borogojol yang dipimpin oleh Bapak Amir selaku Kepala Desa Borogojol periode 2021-2027, memiliki banyak harapan besar yang bisa membuat perkembangan Desa lebih baik. Selalu berkomitmen untuk memajukan desa yang berwibawa dan mandiri di berbagai bidang. Salah satunya di bidang ekraf yang saat ini sedang diusahakan oleh aspek ABCGM Desa Borogojol untuk kemajuan desa.
Budaya yang menjadi nafas kehidupan Desa Borogojol.
Desa Borogojol mempunyai keanekaragaman budaya yang menjadi ciri khas desa tersebut.
Desa Borogojol merupakan desa yang sampai sekarang masih teguh memegang tradisi budaya luhurnya. Beberapa tradisi yang ada di Desa Borogojol diantaranya Ngalaksa (berkaitan dengan pertanian) budaya ini diselenggarakan sebagai upacara adat dan segala aktivitas yang menyertai makna bagi masyarakat yang dianggap sebagai penghormatan terhadap roh leluhur, rasa syukur terhadap Tuhan, sarana sosialisasi, serta sebagai pengukuhan nilai-nilai budaya bagi kehidupan masyarakat. Selanjutnya ada tradisi seperti Uar (ngarumat bumi) yaitu tradisi yang dilakukan setahun sekali yang bertujuan supaya dijauhkan dari segala musibah, dijauhkan dari segala penyakit yang menimpa manusia ataupun hewan peliharaan dan tanaman, serta meminta untuk selalu diberi keberkahan hidup. Selain itu juga ada tradisi ngikis yang merupakan tradisi membersihkan makam leluhur ataupun keluarga yang dilaksanakan setahun sekali.
Desa Borogojol memiliki kesenian yang menjadikan sebuah ciri khas dari desa tersebut yaitu memiliki kesenian Ujungan. Ujungan ini merupakan seni permainan ketangkasan yang dilakukan oleh dua orang dengan cara saling pukul memukul dan tangkis menangkis menggunakan media rotan atau hoe. Kepercayaan leluhur dengan adanya permainan ini merupakan sebuah sarana dalam mengadu ketahanan fisik dan ilmu kesaktian untuk disebut sebagai jawara. Namun semakin ke sini permainan ini berubah nilai hanya sebagai permainan rakyat atau sarana hiburan semata.
Desa budaya ini dapat dikembangkan bersamaan dengan adanya produksi kriya yang menjadi sebuah ciri khas atau pemanfaatan sumber daya alam dalam bentuk kerajinan tangan. Dengan memanfaatkan bahan bekas kayu yang sudah tidak layak pakai, warga desa Borogojol dapat membuat kreasi barang bernilai tinggi.
Keseluruhan budaya tersebut masih terjaga dan selalu dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya oleh masyarakat. Sehingga kebudayaan yang ada di Desa Borogojol tersebut bisa terjaga dan tetap lestari sampai saat ini.
0 Comments