InfMjlk.id--.Muncul wacana tentang rebranding penamaan wisata di Pantura Jabar yang semula bernama Ciayumajakuning menjadi Cirebon Raya, yang diinisiasi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat (Disparbud Jabar) ternyata memunculkan beragam komentar dari warga Majalengka.
Pasalnya, sejak awal rebranding ini memang dianggap mengingat beberapa hal penting terkait sejarah tiap-tiap wilayah, persetujuan masyarakat, konflik identitas, serta biaya dan birokrasi yang mungkin dikeluarkan nantinya untuk rebranding ini.
Bagaimana tidak, kita semua tahu bahwa di tiap-tiap wilayah Ciayumajakuning memiliki ciri khas dan keunikannya tersendiri dalam berbagai hal, baik itu kebudayaan, ataupun hal lainnya. Tidak hanya Cirebon yang memiliki potensi besar untuk terus berkembang sebagai kabupaten/kota, wilayah lain meliputi Majalengka, Kuningan, dan Indramayu tentunya juga memiliki potensi yang sama.
Maka dari itu, rebranding yang dilakukan Disparbud Jabar terkesan menyepelekan dan tak menghargai segala bentuk eksistensi dan citra wilayah lain di Ciayumajakuning.
Beberapa komentar dari warga Majalengka pun dalam hal ini kebanyakan menggaris bawahi perihal hegemoni dan egosentris kewilayahan Cirebon yang sudah melekat, dan sudah seharusnya ditepis untuk menyamarkan eksistensi tiap-tiap wilayah.
"Branding Ciayumajakuning lebih pas, untuk menepis hegemoni & egosentris kewilayahan (Cirebon)".
Ucapan salah satu netizen dan banyak menyetujui pendapatnya.
"Sebelum rebranding Cirebon Raya, Majalengka kurang dikenal sama daerah lain. Gimana kalo rebranding Cirebon Raya itu benar terjadi. Lagipula Ciayumajakuning punya ke khasan masing-masing dan akan menjadi besar nantinya. Tidak perlu ada acara rebranding Cirebon Raya".
Selain itu, beberapa komentar juga mengkorelasikan rebranding ini dengan wacana yang berdiri di Provinsi Cirebon. Mereka beranggapan, bahwa agenda ini merupakan awal untuk mendukung berdirinya Provinsi Cirebon dengan memanfaatkan berbagai potensi di wilayah lain di Ciayumajakuning, salah satunya yang pasti adalah dengan adanya BIJB Kertajati.
"Kalo gitu wilayah Ciayumajakuning sekalian ganti aja jadi Cirebon atuh, Indramayu, Majalengka, Kuningan buat apa disebut kalo ujung-ujungnya tetep Cirebon. Gimana mau dikenal kalo yang dipakenya cuma Cirebon".
"Mendorong berdirinya Provinsi Cirebon..."
"Sebab Majalengka ada bandara itu teh, apal saya ge, nanti intinya ingin mekar provinsi jadi".
Dalam komentar lainnya juga terlihat bahwa mayoritas warga Majalengka sangat bangga dengan tempat kelahiran mereka, bahasa mereka, dan sejarah-sejarahnya, serta berharap Majalengka bisa lebih baik dan lebih eksis untuk kedepannya.
Jadi, jangan sampai rebranding ini memperkeruh suasana damai dan keberagaman masyarakat di seluruh wilayah Ciayumajakuning, hal ini tentunya perlu dikaji ulang dan mempertimbangkan kembali sebijaksana mungkin.
0 Comments