Infomjlk.id - Perlu baraya ketahui, Situs Gunung Pucuk yang berada di sisi barat Jalur Pendakian Apuy, merupakan 'Area Konservasi' dan masuk dalam 'Zona Khusus Religi' di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).
Berada di ketinggian 2.150 mdpl, Situs Gunung Pucuk diduga merupakan tempat bersemayamnya leluhur masyarakat yang tinggal di Desa Argalingga, Argamukti, Tejamulya, dan Cipulus. Hal ini dibuktikan dengan adanya keberadaan komplek makan kuno di area Situs Gunung Pucuk.
Kondisi makam kuno di Situs Gunung Pucuk ini kebanyakan telah diselimuti lumut dan semak belukar, kendati bentuk-bentuknya masih terlihat dengan jelas.
Kawasan ini, juga kerap didatangi para peziarah terutama dari masyarakat lokal di sekitar Desa Argalingga, Majalengka.
Kendati demikian, jalur menuju Situs Gunung Pucuk ini tidaklah mudah untuk ditempuh, medan yang terjal dan dipenuhi semak belukar menjadi kendala tersendiri.
Dilansir dari artikel BTNGC, Situs Gunung Pucuk merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) yang berada di sisi barat dari Basecamp Jalur Pendakian Apuy sejauh 7 km atau dapat ditempuh selama 2,5 jam dengan berjalan kaki. Trek yang dilalui setelah melewati Pos Arban cukup berat dibanding dengan jalur sebelumnya. Trek ini dipenuhi rumput alang-alang setinggi orang dewasa.
Kawasan ini pada dasarnya jarang dilalui, karena Situs Gunung Pucuk merupakan 'Area Konservasi' dan 'Zona Khusus Religi' yang hanya dikunjungi oleh orang berkepentingan seperti para peneliti dan peziarah dari masyatakat lokal saja.
Di Situs Gunung Pucuk terdapat satu buah gubuk kayu yang dibangun khusus bagi para peziarah, dan tidak jauh dari gubuk, ada sembilan makam yang dianggap kramat oleh sebagian orang.
Tak jauh dari lokasi Situs Gunung Pucuk, terdapat danau alami yang indah, vegetasi disekitar Gunung Pucuk memang merupakan habitat ideal bagi satwa liar untuk berkembang biak dan mencari makan.
Dari beberapa tanda keberadaan satwa liar yang dapat dijumpai diantaranya adalah Babi Hutan, Kijang, Surili dan kemungkinan besar Macan Tutul Jawa.
0 Comments