INFOMJLK.ID - Aksi membangunkan sahur punya penyebutan berbeda di setiap daerah. Di Majalengka, kegiatan membangunkan sahur tersebut dikenal dengan istilah obrog-obrog. Aktivitas obrog-obrog biasa digelar setiap harinya mulai pukul 02.00-03.30 WIB. Cara membangunkan sahurnya pun kerap dilakukan secara heboh dan beramai-ramai.
Jika dulunya hanya menggunakan alat seadanya, di era modern obrog-obrog bak grup musik yang sedang konser keliling kampung.
Menurut keterangan yang minfo peroleh, ketua Group Majalengka Baheula (Grumala) sekaligus pegiat sejarah, Nana Rohmana pernah mengungkapkan bahwa obrog-obrog mulai menjadi tradisi membangunkan sahur sekitar tahun 90-an.
Namun sebelum tahun 90-an, tradisi membangunkan sahur di Majalengka belum disebut obrog-obrog, melainkan "ngelar" atau "ngahelar". Sebutan obrog-obrog sendiri sebenarnya populer di wilayah Cirebon dan Indramayu.
Nama obrog-obrog tercipta dari suara alat musik tradisional zaman dulu, yakni Rebana dan Gembyung. Bunyi yang dihasilkan dari alat musik tersebut kemudian melekat kuat dibenak masyarakat sehingga sekelompok orang yang membangunkan sahur di Majalengka akhirnya disebut obrog-obrog.
Sebelumnya, membangunkan sahur di Majalengka selama Ramadhan tidak seheboh saat ini. Sebelum era tahun 90-an, cara warga Majalengka membangunkan sahur hanya menggunakan alat tradisional, yakni kentongan.
Tradisi obrog-obrog ini dulunya hanya menggunakan berbagai alat musik tradisional. Namun seiring berkembangnya zaman, alat musik obrog-obrog kini telah bertransformasi menggunakan alat musik modern.
0 Comments