InfoMJLK.id -- Penjabat Bupati Majalengka Dedi Supandi ngobrol santuy bersama 80 pengusaha muda dari berbagai kecamatan se-Kabupaten Majalengka di Samoja Kopi, Jumat (19/4/2024) sore.
Acara yang digelar non formal tersebut bertujuan untuk menggali potensi dan mencari solusi bagi pengusaha muda Majalengka. Tema besar dalam acara tersebut yaitu "Masa Depan Majalengka Ditangan Pengusaha Muda".
Dalam acara tersebut menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang yang memiliki kaitannya dengan teori Pentahelix saudara Aceng Sunanto (Pengusaha Skincare), Alfian Arasy (Kampus Shopee), Riza Dwi Januar (Pegiat Media Sosial).
Dedi mengungkapkan Majalengka memiliki jumlah pemuda pemudi yang cukup banyak. Tentunya generasi mereka merupakan generasi dengan wawasan dan jiwa muda membara yang cukup tinggi.
Keingintahuan, leadership, dan impian menjadi seseorang yang sukses tentu diinginkan oleh semu orang. Namun hal itu tidak cuma-cuma, perlu adanya efforts yang diberikan.
Oleh sebab itu untuk memotivasi para pemuda Majalengka terutama pengusaha muda untuk menjadi seorang pemimpin dalam memajukan desanya, dibuatlah kegiatan ngobrol bareng Pj Bupati dengan menghadirokan pengusaha muda dari seluruh pelosok Majalengka yaitu “YouthPreneur Summit Majalengka” untuk menjadi acuan masa depan Majalengka nantinya.
Youthpreneur Summit Majalengka dihadiri 80 pengusaha muda dari berbagai latar belakang bidang usaha. Mereka bertukar pikiran berbagi link dan juga mencurahkan curhatannya kepada Pj Bupati Majalengka.
Pj Bupati Majalengka dapam pembahasannya menyebutkan bahwa Majalengka memiliki jumlah Gen X, Gen Y, dan Gen Z yang cukup banyak dan lebih meonjol. Ketiga generasi tersebut juga tidak cukup jauh perbedaannya dari segi mana saya yang termasuk gen x gen z, atau gen y.
"Mulai dari usia 15-65 tahun merupakan usia dimana orang-orang tersebut sangat produktif hingga mencapai skitar 70%. Untuk menjadi seorang pemimpin, tedapat 2 ukuran yang dapat dinilai, yaitu personality yang baik dan daya transformasi yang cukup kuat," ujar Dedi.
Dedi menambahkan bahwa diperlukan adanya strategi dan kolaborasi untuk membangun Majalengka menjadi lebih maju. Hal ini bisa membantu menjadi inovasi untuk “Desa Juara”.
"Dan untuk menjadi Desa Juara ini juga diperlukan adanya kemampuan digitalisasi yang kuat mengikuti keadaan saat ini dimana semuanya serba menggunakan alat digital. Nah maka dari itu untuk membantu desa menjadi lebih maju dan juga membantu para pengusaha semakin sukses dilakukan pula kerjasama bersama pihak ketiga, seperti Shopee," tuturnya.
"Untuk bekerjasama dengan Shopee ini tentu ada banyak syarat yang perlu diperhatikan. Yang paling utama ialah pastikan produk yang dijual bukan produk terlarang sesuai peraturan pemerintah dan kebijakan shopee," imbuh Dedi.
Dedi menyebut Majalengka memiliki banyak macam UMKM mulai dari bergerak di bidang perdagangan, pengolahan makan dan minum, jasa, kerajinan, pengolahan lainnya, fashion/konveksi, pertanian, pertambangan, dan lainnya.
Dilihat dari strata omzet bumdes, ada banyak yang masih merintis usaha mereka, setengahnya masih pemula, lalu 1/4 nya sudah berkembang, dan sudah ada 1 yang maju.
Beberapa BUMDes dibawah ini sebagai contoh usaha desa yang sudah dikatakan cukup berkembang, yaitu BUMDes Sauyunan, Kecamatan Sindang memfasilitasi LKD dan Unit Perdagangan. Lalu ada BUMDes Karya Mekar, di Desa Gunung Kuning memfasilitasi terkait Pariwisata. Dan yang terakhir BUMDes Pandansari Desa Jerukleueut. Memfasilitasi bagian perdagangan dan jasa umum.
0 Comments