InfoMJLK.id -- Terletak di area berkembang yang strategis di Jawa Barat, dengan luas lahan 3.480 Ha, BIJB dan Kertajati Aerocity mengadopsi One Gate Service Management (Manajemen Pelayanan Satu Pintu) untuk mencapai tujuan strategis.
Pembangunan kawasan ini terdiri dari 5 (lima) tahap: Tahap persiapan (2015), tahap I (2015-2020), tahap I-II (2016-2025), tahap III (2025-2035), dan tahap IV (2035-2045). Tahap I akan difokuskan pada pengembangan bandara, tahap I-II akan
terkonsentrasi pada pengembangan Kertajati Aerocity, tahap III akan difokuskan pada perkembangan Kertajati sebagai aerotropolis, dan pada tahap akhir, Kertajati Aerocity akan menjadi pembuka jalan ekonomi berkelanjutan.
Kertajati Aerocity juga bertindak sebagai mesin ekonomi bagi pertumbuhan di bagian timur Jawa Barat, khususnya di Metropolitan Cirebon Raya (Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan). Kertajati Aerocity akan berfungsi sebagai koridor
industri yang mengembangkan industri di Metropolitan Cirebon Raya dengan memiliki akses langsung ke Kawasan Industri Karawang dan Daerah Metropolitan Bandung.
Demikian juga dengan konektivitas, kawasan ini didukung oleh berbagai infrstruktur transportasi: Jalan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) yang menghubungkan Metropolitan Bandung Raya dengan Kertajati, Jalan Tol Cipali (Cikampek-Palimanan) yang menghubungkan Kawasan Industri Kawarang dengan Kertajati dan Kertajati dengan Cirebon, serta pembangunan jalur kereta api dari Bandung ke Kertajati kemudian Kertajati ke Cirebon. Terlebih, dengan jarak yang dekat ke Pelabuhan Internasional Patimban dan Pelabuhan Cirebon, Kertajati Aerocity akan menjadi kawasan yang menjanjikan untuk menjadi pusat industri dan logistik.
Kertajati Aerocity mempromosikan dan memperkuat penciptaan “mesin pertumbuhan” ekonomi di bagian
barat Indonesia. Beberapa pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah, pemerintah pusat, investor, dan masyarakat akan mendapatkan keuntungan dari pembangunan Kertajati Aerocity. Kertajati Aerocity berperan meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat setempat, meningkatkan kesejahteraan, menciptakan iklim bisnis lokal, dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.
Adapun bagi pemerintah, hal itu akan merangsang
perekonomian lokal, memperkuat pengembangan industri, sektor bisnis dan pariwisata, serta mendorong budidaya sumber daya alam untuk mendukung peningkatan nilai industri, penghasilan pajak, substitusi impor, dan banyak lainnya.
Investor bisa mendapatkan akses pasar global, keamanan dan keselamatan, pemangkasan biaya sehingga menjadi lebih kompetitif di pasar, dan menjadi basis produksi untuk memudahkan jalan masuk menuju Pasar ASEAN.
0 Comments