infomjlk.id — Hamas dan Israel telah mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata di Jalur Gaza, yang mencakup pembebasan sandera. Kesepakatan ini menyusun gencatan senjata awal selama enam minggu dengan penarikan bertahap pasukan Israel dari Jalur Gaza. Sandera yang diculik oleh Hamas akan dibebaskan sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina yang ada di Israel.
Dilansir dari liputan6.com, dalam konferensi pers di Doha, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan bahwa gencatan senjata akan mulai berlaku pada hari Minggu (19/1/2025).
Warga Palestina merespons kabar tentang kesepakatan ini dengan merayakannya di jalanan Jalur Gaza. Di Khan Younis, kerumunan sesak memenuhi jalan-jalan dengan suara klakson, mereka bersorak, mengibarkan bendera Palestina, dan menari.
Di Tel Aviv, keluarga sandera Israel dan teman-teman mereka bergembira mendengar kabar ini. Mereka merasakan kegembiraan dan kelegaan yang luar biasa atas kesepakatan untuk membawa orang yang mereka cintai pulang.
Kesepakatan ini diperkirakan akan disetujui meskipun ada penolakan dari beberapa pihak di pemerintahan koalisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, termasuk Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang kembali mengutuk kesepakatan tersebut pada hari Rabu (15/1/2025).
Presiden Israel Isaac Herzog meminta kabinet dan pemerintah Israel untuk menerima dan menyetujui saat kesepakatan ini diajukan.
Kantor PM Israel mengungkapkan bahwa Netanyahu menelepon Biden dan presiden terpilih AS Donald Trump untuk mengucapkan terima kasih dan mengatakan dia akan segera mengunjungi Washington.
Dalam sebuah pernyataan di media sosial yang mengumumkan gencatan senjata, Hamas menyebut kesepakatan sebagai "sebuah pencapaian bagi rakyat kami" dan "sebuah titik balik".
0 Comments