Source: Ilustrasi / Google, Edit InfoMjlk
infomjlk.id — Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan efisiensi anggaran melalui Inpres Nomor 1 Tahun 2025. Kebijakan ini memicu perdebatan sengit, bahkan ada pihak-pihak tertentu yang berupaya untuk menggagalkan penghematan anggaran tersebut.
Efisiensi anggaran ini menjadi sorotan utama dalam pengelolaan keuangan negara. Tujuannya jelas untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya keuangan yang terbatas agar mencapai hasil maksimal.
Upaya efisiensi ini ingin menggunakan anggaran secara cermat, menghindari pemborosan, dan memastikan setiap rupiah memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat.
Bahkan, Prabowo mengungkapkan ada 'raja kecil' yang melawan kebijakannya efisiensi anggaran tersebut.
Lalu apa keuntungan jika pemerintah melakukan efisiensi anggaran?
MANFAAT
Efisiensi anggaran memberikan berbagai manfaat penting.
Pertama, pengurangan pemborosan; dana dialokasikan secara tepat, menghindari pengeluaran yang tidak perlu.
Kedua, penganggaran berbasis kinerja; fokus pada kebutuhan dan hasil yang diharapkan, memastikan efektivitas program.
Ketiga, peningkatan transparansi dan akuntabilitas; pengawasan penggunaan dana meningkat, mencegah korupsi dan penyalahgunaan wewenang.
Keempat, pemanfaatan teknologi; sistem digital meningkatkan efisiensi proses dan mengurangi biaya operasional.
Kelima, mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Di sektor publik, menjamin pelayanan publik berkualitas tanpa mengorbankan kesejahteraan masyarakat. Sementara di sektor swasta, meningkatkan profitabilitas dan daya saing.
Keenam, pembiayaan program prioritas; memungkinkan pengalihan dana dari pos kurang penting ke program prioritas seperti infrastruktur publik, bantuan sosial dan penciptaan lapangan kerja.
IMPLEMENTASI & STRATEGI EFISIENSI
Implementasi efisiensi anggaran melibatkan perencanaan matang, pemantauan dan evaluasi penggunaan dana, serta penerapan teknologi. Ini bukan hanya penghematan, tetapi peningkatan efektivitas dan kualitas hasil.
Strategi tepat diperlukan agar tidak menghambat kinerja kementerian dan program pemerintah. Perampingan struktur pemerintahan, seperti mengurangi jumlah kementerian dan lembaga, dapat menjadi solusi substansial.
Proses perhitungan efisiensi dilakukan secara rinci dan menyeluruh; setiap program dan kegiatan dievaluasi ketat untuk memastikan penggunaan anggaran tetap optimal dan memberikan hasil maksimal.
Efisiensi bukan hanya memangkas anggaran, tetapi memastikan setiap rupiah yang dibelanjakan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
DAMPAK POSITIF EFISIENSI ANGGARAN
Salah satu manfaat paling nyata dari efisiensi adalah pengurangan biaya operasional. Dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya, organisasi dapat mengurangi pemborosan dan mengalokasikan dana ke area yang lebih produktif. Contohnya, implementasi sistem manajemen energi yang efisien dapat mengurangi tagihan listrik secara signifikan.
Penerapan efisiensi yang tepat juga dapat meningkatkan kualitas produk atau layanan. Proses yang lebih efisien cenderung memiliki tingkat kesalahan yang lebih rendah dan konsistensi yang lebih tinggi. Misalnya, otomatisasi proses kontrol kualitas dapat meningkatkan akurasi dan konsistensi dalam produksi.
Organisasi yang efisien dapat menawarkan produk atau layanan dengan harga yang lebih kompetitif tanpa mengorbankan margin keuntungan, memberikan keunggulan signifikan dalam pasar yang kompetitif. Efisiensi juga memungkinkan organisasi lebih responsif terhadap perubahan pasar dan kebutuhan pelanggan.
DAMPAK NEGATIF EFISIENSI ANGGARAN
Kebijakan efisiensi anggaran memicu perdebatan sengit terkait potensi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal di berbagai sektor di Indonesia.
Meskipun pemerintah menekankan efisiensi, bukan PHK, realitanya beberapa instansi telah melakukan PHK, terutama pada karyawan kontrak dan tenaga lepas.
Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menyatakan efisiensi anggaran tidak akan menyebabkan PHK massal di kementerian dan lembaga. Ia menekankan pengawasan DPR dan menunggu rekonstruksi anggaran sebelum mengambil kesimpulan.
Namun, kenyataan PHK di RRI dan TVRI, yang dikaitkan dengan efisiensi anggaran, menimbulkan kekhawatiran. Serikat pekerja pun mengecam kebijakan ini.
Di sisi lain, pengusaha konstruksi mengungkapkan kekhawatiran akan PHK massal akibat pemangkasan anggaran infrastruktur sekitar Rp81 triliun. Mereka memperkirakan jutaan pekerja konstruksi terancam kehilangan pekerjaan.
Pemangkasan anggaran di sektor-sektor tertentu berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lapangan kerja, meskipun pemerintah berfokus pada pengurangan belanja operasional.
Juru Bicara LPP RRI Yonas Markus Tuhuleruw menjelaskan, misinformasi yang berkembang terkait adanya pengurangan tenaga lepas massal di RRI. Pengurangan ini, disebutkan sebagai imbas dari efisiensi APBN 2025.
Dia mengatakan, dalam UU ASN Nomor 20 Tahun 2023 telah mengatur Aparatur Sipil Negara. Di mana terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
TANTANGAN EFISIENSI ANGGARAN
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Dahnil Anzar Simanjuntak turut merasakan raja-raja kecil yang disinggung Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, pihak-pihak itu turut menjegal kebijakan Prabowo.
Dahnil mengungkapkan, kebijakan efisiensi Prabowo banyak mendapat perlawanan secara halus dan diganggu demi mereka mendapat keuntungan.
0 Comments